salam special selalu!!

welcome to my blog, have a nice learning a small thing here

Selasa, Januari 05, 2010

kuasailah 3V

Menurut Prof. Mehrabian keberhasilan komunikasi kita ditentukan oleh 3 V : Verbal, Vokal, dan Visual. Masing-masing memberikan kontribusi 7%, 38%, dan 55%. Oleh karena itu, dalam komunikasi kita harus memperhatikan ketiga hal tersebut khususnya vokal dan visual. Seorang trainer harus mampu mengatur artikulasi dan intonasi dalam memberikan training, memanfaatkan jeda, mengatur tempo dan juga mengoptimalkan volume suara.

Perhatikan kalimat ini, saya memanggil anak saya ketika hujan datang. “Hana masuk kerumah, hujan nak.” Sekarang saya coba ubah intonasinya, ketika memanggil nama anak saya suaranya saya keraskan dan agak panjang. “Hanaaa… masuk ke rumah! hujan nak!” Anda bisa merasakan bedanya? Itulah kedahsyatan mengolah vokal yang benar.

Selain itu, seorang trainer juga harus menguasai visual. Ia harus mahir memainkan bahasa tubuh, dimulai dari personal appearance, postur tubuh, gesture, dan eye contact serta materi presentasi yang atraktif, argumentatif, imajinatif dan inspiratif. Walaupun Anda seorang trainer yang punya latar belakang pendidikan berkelas dan memiliki kemampuan vokal yang handal namun abai terhadap visual tak akan menjadikan Anda trainer yang dirindukan orang.

Kuasailah 3 V, karena itu akan menjadi salah satu modal bagi Anda untuk menjadi trainer yang kehadirannya dinanti banyak orang. Tapi ingat ya, 3 V hanya salah satu modal bukan satu-satunya modal. Modal yang lain apa ya? nah harus ikut TFT, he..he..

Nikmatnya Menjadi Trainer/Inspirator

Teman-teman hidup adalah Pilihan. Ada yang memilih menjadi pegawai. Ada yang memilih menjadi pengusaha. Ada yang memilih menjadi politisi dan lain-lain. Saya sendiri memilih menjadi trainer/inspirator.

Beberapa alasan yang mendasari pilihan saya tersebut. Pertama, Saya memang menyukuai dunia ini. Kedua, terdorong terus untuk menambah ilmu dan memperbaiki sikap. Lucu dong trainer ilmunya tidak berkembang dan sikapnya tidak bisa dijadikan suri tauladan.

Ketiga, pahalanya akan terus mengalir sampai hari kiamat. Bukankah Rasulullah pernah bersabda bahwa ”ketika anak Adam meninggal putus seluruh amalnya kecuali tiga hal, salah satunya adalah ilmu yang diamalkan dan diajarkan”. Keempat, teman dan saudara dengan berbagai vairiasi lebih cepat bertambah. Setiap saat kita berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, bertemu dengan orang baru yang memiliki pandangan dan pendapat baru. Khasanah kehidupan kita akan semakin kaya.

Kelima, Ada kepuasan batin bila yang mendapat inspirasi atau pencerahan dari kita (atas izin dan pertolongan Allah) berubah kehidupannya menjadi lebih baik. Saya sudah bertemu dengan peserta training saya yang berhasil, mendapat banyak SMS dan email yang mengucapkan terima kasih karena kehidupan mereka telah berubah menjadi jauh lebih baik.

Keenam, terdorong untuk menulis buku dan membuat audio agar orang semakin banyak orang yang tahu tentang pikiran dan pandangan kita. Dalam jangka panjang hal ini bisa menjadi pasive income bagi kita.

Ketujuh, tertantang untuk menggali dan mencari ide-ide baru yang orisinil dan mencerahkan bagi kehidupan orang banyak. Kedelapan, bisa dijadikan sumber mata pencaharian yang menjanjikan dan menggairahkan. Kesembilan, dekat dengan keluarga karena kita memiliki kebebasan waktu dan juga berkesempatan membawa mereka turut serta ketika kita memberikan training.

investasi dunia

Salah satu berkah menjadi wirausaha, dan lantas “diduga” memiliki banyak uang, adalah banyaknya kenalan dan saudara baru. Ada yang sekedar ingin berteman, ada yang ingin bersahabat dan sekaligus menawarkan “peluang investasi”. Tidak apa-apa tentu nya. Malah saya berterimakasih sudah diperkenalkan kepada rupa-rupa peluang investasi. Dan rupanya semakin maju peradaban, makin beraneka ragam “peluang investasi” tadi. Mulai dari yang sering kita dengar seperti saham, valuta asing, emas, pompa bensin, properti, dan sebagainya, hingga yang meski tidak pasti usahanya apa, namun pasti dalam menjanjikan keuntungan sekian persen per bulan.

Contohnya, ada tawaran investasi yang menjamin keuntungan 60% per tahun. Dan modal pokoknya dijamin kembali dalam setahun. Menarik bukan?

Kalau mau lebih cerdas, saya bisa pinjam uang di bank dengan bunga pinjaman katakanlah 15% per tahun, dan saya investasikan, maka saya sudah untung 45% per tahun. Wow, bayangkan kalau properti saya dijaminkan ke bank, dan dapat pinjaman Rp. 500 juta saja, setiap tahun saya bisa terima bersih Rp.225 juta. Tanpa keluar uang dari kocek sendiri. Properti masih utuh, plus kas masih utuh seandainya pinjaman mau dilunasi. Apalagi kalau keuntungan diinvestasikan kembali. Dahsyat. Bisa cepat bebas finansial dong. Mau?

Tunggu dulu. Dari semua tawaran investasi tadi, jarang sekali saya mau ambil. Atau malah tidak pernah ya? Oh, berarti tidak punya uang … hehehe. Bukan, itu mungkin salah satu faktor, tapi pasti bukan alasan utama.

Melakukan investasi kata orang seperti menaruh telur dalam keranjang. Maka kita harus memastikan keranjang seperti apa yang akan menjadi alat investasi kita.

Saya beruntung, sebelum terjun ke dunia usaha pernah bekerja sebagai analis investasi, jadi sedikit banyak masih memiliki kepekaan dalam menimbang risiko investasi. Jadi setiap peluang investasi, pasti akan melewati lima meja screening saya, dan sebagian besar memang tidak lolos. Lima meja? Iya, lima meja imajiner yg saya gunakan dalam menimbang sebuah tawaran investasi:

Pertama, Kenali diri Anda.

Lho masa sih sama diri sendiri tidak kenal? Nama, tanggal lahir, alamat sampai nomor KTP saja kan hapal. Maksudnya, kenali betul Anda ini sebenarnya siapa? Apakah Anda seorang pegawai yang ingin mengembangkan tabungan Anda supaya lebih banyak lagi melalui investasi. Atau barangkali Anda seorang pengusaha yang sedang ingin menikmati membangun bisnis lengkap dengan suka duka nya. Ataukah Ataukah Anda seorang pengusaha sukses yang sudah melewati fase mengelola usaha, dan kini ingin “beternak uang”?

Lalu apa tujuan Anda berinvestasi? Apa yang Anda inginkan dari investasi yang akan Anda lakukan. Apakah Anda memang ingin menjadi investor? Atau Anda sedang ingin mengoptimalkan aset Anda untuk mendukung pengembangan usaha?

Kemudian apa target Anda dalam berinvestasi? Hasil cepat dalam jangka pendek, karena Anda sekedar memanfaatkan dana menganggur sebelum dana digunakan untuk hal lain? Atau Anda memang sedang ingin mencapai akumulasi kapital yang besar, dan siap dengan permainan investasi jangka panjang?

Berapa dana yang siap Anda gunakan untuk investasi? Berapa lama Anda sanggup menahan dana tersebut dalam wahana investasi yang Anda pilih?

Berapa besar risiko yang sanggup Anda tanggung seandainya investasi tidak berjalan sesuai rencana?
Anda jawab dulu pertanyaan-pertanya an di atas, sebelum masuk ke meja kedua.

Kedua, Kenali mitra investasi Anda

Anda sudah kenal calon mitra investasi Anda? Nama, alamat, nomor telpon, email, jenis usaha, kegiatan sehari-hari, account facebook? Tidak cukup. Oh, jangan khawatir Anda mungkin mengenal calon mitra Anda dari komunitas terpercaya, atau bahkan kenal dari aktivitas keagamaan. Atau barangkali, calon mitra Anda terkenal, sering muncul di koran dan majalah bisnis. Sayangnya semua itupun tidak cukup.

Anda akan mempercayakan dana investasi Anda. Maka Anda harus mengenal betul mitra Anda.
Bukan sekedar mengenal pribadi nya. Tapi Anda harus tahu betul dana Anda akan diinvestasikan kembali dalam kegiatan usaha apa. Dan bagaimana mitra Anda menjalankan usaha tersebut. Baguskah pengelolaannya? Baguskan manajemen nya? Pengalaman dan track recordnya? Dan terutama baguskah hasilnya?

Misalnya dana Anda akan diinvestasikan kembali dalam usaha agrobisnis? Maka Anda harus terjun melakukan observasi sendiri bagaimanan kegiatan agrobisnis akan dilakukan. Apa risiko-risiko nya, dan bagaimana mitra Anda mampu menangani risiko tadi. Apakah ada pengalaman sebelumnya yang membuktikan mitra Anda mampu menangani risiko. Properti? Anda harus tahu dimana lokasinya? Bagaimana prospeknya? Kemampuannya menyelesaikan proyek, dan sebagainya. Industri telekomunikasi? Pertambangan? Pelayaran? Penerbangan? Sama saja. Jangan ragu dan malu bertanya, daripada nanti menyesal. Jangan sampai mitra usaha Anda belakangan sekedar berdalih “maaf, saya ditipu orang” hanya karena ketidaktahuan mereka dalam bisnis yang akan dimasuki.

Ketiga: Berhitunglah Sendiri

Percayalah, semua hitungan dalam proposal investasi sudah pasti indah adanya. Kalau saya, pasti saya hitung kembali. Dengan asumsi saya sendiri. Karena seringkali asumsi nya over-optimistic dan tidak realistis. Cara terbaik adalah dengan melakukan cross-check dengan dunia nyata. Misalnya jika calon mitra mengaku usaha tersebut revenue perbulannya sekian milyar, maka coba cek usaha sejenis, apa betul angka tadi masuk akal. Dengan sedikit survey, maka Anda akan memiliki perhitungan yang lebih masuk akal.

Perhitungan yang luar biasa khayal biasanya menyangkut proyeksi pertumbuhan per tahun. Wah, bisa sangat indah. Tumbuh sekian puluh persen per tahun, BEP dalam sekian tahun. Dan seterusnya. Ingat, semua adalah berdasarkan asumsi. Hasilnya bisa sama sekali berbeda ketika asumsi berubah.

Keempat: Bicaralah dengan Mr. Spock dan Dr. Mc.Coy

Di film Star Trek, Kapten Kirk punya dua penasehat: Dr. Mc.Coy yang emosional, dan Mr. Spock yang logis. Ketika membuat keputusan Kirk sering bertanya kepada keduanya, untuk mendapat masukan yang balance.

Dalam berinvestasi Anda juga harus bertanya pada Spock dan Mc.Coy. Jangan hanya karena faktor emosi, Anda membuat keputusan investasi. Misalnya, karena memiliki ikatan batin atau terpesona kharisma mitra investasi, Anda rela melepas ratusan juta.

Atau Anda melakukan investasi hanya karena teman lain sudah melakukan. Anda tidak kuasa membayangkan teman Anda nanti akan kaya raya dari investasi yang ditawarkan, dan Anda takut ketinggalan miskin sendirian. Kata-kata “Yang lain sudah ambil nih, tinggal kamu saja …” terngiang di telinga. Maka karena perasaan Anda tidak mau kalah, keputusan investasi diambil dengan cepat. Sebenarnya ini tidak salah, karena emosi manusia memang sesungguhnya membantu. Tapi tolong tanya juga Mr.Spock yang ada dalam diri Anda sendiri. Apakah investasi ini memang layak dilakukan? Apakah keuntungan yang ditawarkan masuk akal? Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan dana yang akan Anda keluarkan?

Terlebih kalau mitra investasi Anda menghimpun dana dari orang banyak. Tanyakan ke Spock, bagaimana dengan likuiditasnya? Bayangkan, calon mitra investasi Anda mengumpulkan uang dari banyak investor. Kemudian menginvestasikan dana yang terkumpul kedalam berbagai bentuk usaha dan investasi. Dan dapat dipastikan sebagian besar nvestasi yang dilakukan tidak likuid. Karena yang likuid (mudah menjadi kas kembali) paling hanya rekening bank, deposito dan investasi surat berharga yang marketabel dan dijual di pasar modal dan pasar uang.

Jadi misalnya 20% saja dari dana investor ditarik pada hari yang sama, mitra investasi Anda akan kolaps. Kenapa? Karena uang sudah menjadi asset tidak likuid, yang perlu waktu untuk kembali menjadi cash kembali. Bagaimana kalau yang menarik dana sebanyak 50%, 80%? Wah, bisa saya pastikan mitra investasi Anda akan mendadak sulit ditemui. Bukan karena soal itikad baik, namun memang secara logis, ada siklus “asset conversion cycle”, yang membuat kas tidak bisa ditarik begitu saja dengan cepat, apalagi dalam jumlah banyak.

Kelima: Miliki “Exit Strategy”

Semua investasi pada prinsipnya harus memiliki strategi untuk “keluar pada keadaan darurat”. Mirip pintu darurat pada pesawat terbang atau gedung-gedung perkantoran. Jika terjadi risiko yang tidak dikehendaki, melalui jalan mana Anda akan keluar dari investasi Anda. Investasi saham dan valas, punya pintu exit berupa batas untuk cut-loss. Misalnya kalau harga terus turun, di titik tertentu harus berani melepas supaya kerugian tidak semakin besar. Dalam hal ini exit strategy nya mudah, yaitu jual.

Property, emas, dsb, juga exit strategy nya adalah melepas dan memperoleh kembali kas, meskipun tidak 100% karena dipotong “realized loss”.

Bahkan bank, ketika memberikan pinjaman kepada debitur, selalu meminta kolateral untuk memback-up pinjaman yang diberikan. Kalau debitur tidak mampu membayar, maka exit strategy nya adalah dengan mengeksekusi kolateral.

Anda bisa menilai sendiri, apakah investasi yang Anda lakukan memiliki exit strategy? Bagaimana jika mitra investasi tidak mampu membayar hasil investasi yang dijanjikan. Atau malah lebih gawat lagi tidak mampu membayar pokok investasi nya? Apa yang dapat dilakukan untuk memperoleh kembali kas yang Anda tanam?

Investasi yang tanpa exit strategy sama saja dengan pesawat tanpa pintu darurat.

Kalau setelah melewati lima meja di atas, Anda yakin investasi Anda layak dilaksanakan, maka lakukan saja. Banyak yang mengatakan bahwa dalam berinvestasi, jangan menaruh telur di keranjang yang sama. Itu betul. Namun tidak cukup. Lima langkah di atas saya maksudkan untuk memastikan bahwa kita tidak menaruh telur di keranjang yang sama, dan pastinya bukan keranjang yang jebol. (FR)

(Tulisan ini adalah buah karya sahabat saya Fauzi Rahmanto, saya tampilkan tanpa diedit sedikitpun. Semoga bermanfaat, salam SuksesMulia)

serasikan kata & langkah

Puluhan dari ratusan orang yang telah membuat proposal hidup dan dikirimkan ke saya mengeluh; “pak saya sudah membuat proposal hidup seperti urutan dalam buku bapak Tuhan, Inilah Proposal Hidupku. Koq saya hanya bisa membuat tetapi malas melaksanakan ya pak?” Yakinlah kepada saya, kebahagiaan sejati tidak akan hadir dalam hidup apabila kegiatan sehari-hari berbeda dengan nilai-nilai terdalam yang ada di dalam diri Anda.

Anda bisa saja mengaku bahwa telah membuat proposal hidup akan tetapi jika waktu untuk mewujudkannya tidak ada dalam jadwal Anda, berarti sebenarnya apa yang Anda tulis dalam proposal itu bukanlah prioritas Anda. Begitu pula Anda bisa mengaku bahwa keluarga Anda adalah prioritas, namun bila dalam jadwal kehidupan Anda tidak ada waktu bersama mereka, berarti sebenarnya kehidupan keluarga bukanlah prioritas. Ada juga yang mengatakan hidup adalah belajar, hidup adalah prestasi, hidup adalah ibadah. Sekarang tunjukkan jadwal sehari-hari Anda kepada saya, dan saya akan mengetahui kebenaran perkataan Anda.

Ingatlah pepatah lama yang mengatakan: “Tindakanmu berteriak keras sekali, sehingga saya tidak bisa mendengar kata-katamu.” Maknanya, tindakan Anda sehari-hari itulah cerminan diri Anda. Kata-katamu yang manis dalam proposal hidup atau rencana kegiatan harian tak ada artinya sama sekali karena diri Anda yang sesungguhnya adalah tindakan Anda bukan kata-kata Anda.

Apabila Anda telah membuat proposal hidup dan juga jadwal kegiatan dengan sungguh-sungguh tetapi Anda tidak konsisten melaksanakannya, menurut saya Anda tidak punya integritas. Saya menyebutnya Jurang Integritas. Semakin besar perbedaan antara komitmen yang telah Anda buat baik melalui proposal hidup atau jadwal sehari-hari dan nilai-nilai terdalam yang ada di dalam diri Anda, saya yakin hidup Anda tidak bahagia. Mengapa? karena Anda telah menghianati diri Anda sendiri. Anda tidak menjalankan apa yang Anda katakan.

Kegiatan Anda sehari-hari adalah indikator terbaik atas apa yang benar-benar Anda hargai dan percayai sebagai sesuatu yang penting. Terlalu banyak orang yang mengatakan hal-hal yang manis namun dia malas melakukannya. Ingatlah! dalam jangka panjang orang akan melihat apa yang Anda kerjakan bukan apa yang Anda katakan.

Jurang Integritas yang semakin lebar menjadikan Anda tidak bahagia dan orang-orang di sekitar Anda tidak percaya dengan ucapan Anda. Sungguh, Sang Pencipta benci kepada orang yang pandai berkata namun dia tidak melakukannya. Kerjakanlah apa yang Anda katakan, bila Anda memang punya integritas.

Senin, Januari 04, 2010

yang kecil, jangan lupakan

Bertemu dengan orang bijak pastilah banyak manfaatnya. Di sela-sela kesibukan, saya selalu ingin bertemu sekaligu berguru dengan mereka. Dari merekalah saya mendapat banyak inspirasi dan hikmah-hikmah kehidupan. Salah satu contohnya “Jangan Sepelekan Yang Kecil” berikut ini

Ada contoh menarik, pada zaman dahulu ada seorang raja memerintahkan kepada setiap rakyatnya untuk membawa satu sendok madu dan dimasukan ke dalam bejana yang telah disiapkan di atas bukit pada malam hari yang telah ditentukan. Semua rakyat menyambut dengan antusias keinginan raja itu,

Namun, ada salah satu rakyatnya yang nakal, bandel, dan juga iseng. “Ah kalau saya membawa satu sendok air khan tidak ketahuan. Rakyatnya banyak dan dimasukkan kedalam bejana malam hari, petugasnya tidak akan ada yang tahu. Lagian Cuma satu sendok tidak akan mempengarugi koalitas madu” Seluruh rakyat membawa sendok di malam yang sudah ditentukan termasuk rakyat yang nakal dan bandel ini.

Di pagi hari, sang raja dan semua rakyatnya terkejut karena ternyata semua kendi yang disiapkan berisi air. Ternyata semua rakyat berpikir seperti satu rakyatnya yang bandel itu. ”Ah kecil, sedikit tidak apa-apa” Jangan-jangan bangsa ini sedang dihinggapi penyakit seperti itu.

Para pegawai berpikir “ah nggak apa-apa bolos sebentar saja toh yang lain masih banyak.” Kalau yang berpikiran seperti ini sejuta pegawai di seluruh Indonesia berarti sudah terjadi pemborosan berapa jam.Bukankah Sophan Sopian meninggal juga karena lobang kecil di jalan di daerah Sragen. Jadi, hindarilah sekecil apapun keburukan karena boleh jadi yang kecil itu justeru yang akan mencelakakan Anda dan kita semua.

Pengikut

Mengenai Saya

Pasuruan, Jatim, Indonesia
seorang guru 'goblok' yang mendapat amanah mengajar matpel bahasa inggris MTs Negeri Rejoso sejak tahun ajaran 2004-2005.